
Probolinggo, Cakramedianews.com –
Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dua pasar tradisional setempat. Di sana, dr. Amin melakukan pemantauan ketersediaan pasokan dan stabilitas harga kebutuhan pokok hingga mengecek lokasi bangunan los di sisi dalam pasar.(7/3/2025)
“Hari ini kita bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), meninjau, ingin mengecek harga-harga kebutuhan pangan di dua pasar tradisional yang ada di Kota Probolinggo, utamanya pada momen Ramadan dan jelang Lebaran,” kata Aminuddin.
Lokasi pertama yang menjadi pantauan orang nomor satu di Kota Probolinggo itu adalah, Pasar Baru. Begitu sampai, ia langsung mengecek ketersediaan stok sembako di salah satu toko.
“Beras medium 12.500 per kilogram, beras premiumnya Rp 15 ribu rupiah. Telur ayam Rp 28.500, minyak goreng kemasan Rp 18 ribu per liter,” ujar Hanafi, di toko sembakonya.
“Kopi masih mahal pak. Kalau gula, harganya tetap, normal,” kata Bu Anwar, pemilik salah satu kios kelontong di dalam pasar.
Aminuddin menilai, rata-rata harga yang dipatok pedagang sama dengan Harga Ecer Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, bahkan beberapa diantaranya ada yang berada di bawah HET. “Ini nggak masalah ya, masih wajar,” tegasnya.
Begitu tahu orang nomor satu di Kota Probolinggo datang, para pedagang yang lain ikut merangsek. Tak jarang mereka menyampaikan keluhan terkait kondisi pasar saat ini. Sejumlah pedagang di pasar ini, juga mengeluhkan kondisi Pasar Baru yang sepi peminat karena beberapa faktor, seperti pedagang menggelar lapak di ruas jalan karena tempat di dalam pasar jarang dilalui pengunjung.
“Harga ayam masih standar tiga puluh delapan ribu. Tapi saya mau bilang itu pak wali, pedagang di luar itu gak mau masuk, jualannya di luar, di trotoar. Jadinya pembeli juga jarang sampai masuk ke dalam pasar seperti ini,” keluh Bawon di bedak daging ayam horn.
Penuturan sejenis bahkan didapati Aminuddin di sepanjang perjalananya kali ini. “Masio nggak beli, kalau semua pedagang sportif jualan di dalem semua, kan masyarakat yang lewat sini juga banyak, Pak,” seru pedagang yang lain.
Termasuk sulitnya akses untuk masuk ke area pasar, permasalahan sampah hingga drainase yang buruk. Bahkan, salah satu pedagang menyebut, setelah hujan, kondisi lantai Pasar Baru banjir, bocor, kotor, becek dan bau. Terutama di lokasi los ikan, yang menempati sisi selatan.
“Baik, kami catat masukannya, ya,” kata Dokter Amin.
Menyikapi temuan ini, Wali Kota Amin segera merumuskan alternatif bersama dengan sejumlah pihak yang turut hadir. Seperti Kapolres AKBP Oki Ahadian Purwono, Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan (DKUP) Kota Probolinggo Fitriawati, Kepala BPPKAD Ratri Dian Sulistyawati, Kepala UPT. Pasar Baru Edi Sekar, dan sejumlah anggota TPID Kota Probolinggo.

“Kalau di Pasar Baru, yang dikeluhkan jalurnya, di mana akses keluar masuk pasar dirasa kurang efektif dan efisien. Nah solusinya, Pemkot akan membuka jalan tembus tanah aset yang saat ini posisinya masih dimanfaatkan pedagang sebagai hak guna, sampai bulan Agustus mendatang. Sehingga September, (lahan tersebut) bisa kita jebol,” terangnya.
Tak jauh berbeda, di lokasi kedua, yakni Pasar Gotong Royong, dr. Aminuddin pun berkesempatan mendengarkan keluhan pedagang. Sementara untuk pedagang yang masih nekat berjualan di luar, lanjutnya, pihaknya akan melakukan penertiban bersama dengan instansi terkait.
“Prinsipnya sama, bahwasanya di sini juga kurangnya akses masyarakat untuk masuk ke dalam pasar. Solusinya, nanti akan ada pembongkaran di salah satu sisinya, agaraksesnya lebih terbuka, masyarakat bisa lebih leluasa masuk (pasar), dan terutama permasalahan-permasalahan sosial lain yang muncul juga dapat terselesaikan,” tandasnya.(red)
