
Probolinggo,Cakramedianews.com – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Probolinggo pada Senin, 10 Maret 2025, menyebabkan banjir di beberapa desa, khususnya Jatiurip, Tanjungsari, Opo-opo, dan Kamalkuning. Hujan yang mulai turun sekitar pukul 15.20 WIB berlangsung cukup lama dengan intensitas tinggi, sehingga air meluap dan menggenangi permukiman warga serta fasilitas umum.
Berdasarkan laporan warga dan petugas di lapangan, ketinggian air bervariasi di setiap wilayah, mulai dari setinggi mata kaki hingga hampir mencapai pinggang orang dewasa di beberapa titik. Akibatnya, sejumlah akses jalan mengalami gangguan, dan beberapa warga kesulitan beraktivitas dampak Banjir
Banjir yang terjadi di Desa Jatiurip, Tanjungsari, Opo-opo, dan Kamalkuning ini menghambat mobilitas warga, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor pertanian dan perdagangan. Beberapa ruas jalan utama di desa-desa tersebut tergenang air cukup tinggi, membuat kendaraan sulit melintas.

Sejumlah warga mengaku khawatir dengan kemungkinan banjir yang lebih besar jika hujan terus berlanjut. “Kami berharap ada langkah cepat dari pemerintah untuk membantu warga yang terdampak. Sejauh ini, air masih menggenangi jalan dan lahan pertanian,” ujar Suryanto, salah satu warga Desa Opo-opo.
Di Desa Kamalkuning, genangan air dilaporkan mulai masuk ke beberapa rumah warga yang berada di dataran rendah. Selain itu, lahan pertanian dan perkebunan yang menjadi sumber penghidupan utama masyarakat juga terdampak, meningkatkan kekhawatiran terhadap potensi gagal panen.
Respons dan Tindakan Pemerintah Pemerintah desa dan tim siaga bencana telah turun ke lapangan untuk meninjau kondisi dan memberikan bantuan awal bagi warga terdampak. Kepala Desa Jatiurip,muhammad hendrik menyampaikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dan kabupaten untuk mengupayakan solusi jangka pendek dan jangka panjang.
“Kami sudah melaporkan kondisi ini kepada pihak terkait dan akan segera mengupayakan bantuan bagi warga yang terdampak. Langkah berikutnya adalah memastikan sistem drainase dapat berfungsi lebih baik untuk mencegah banjir berulang,” ujar hendrik.
Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo juga telah mengirimkan tim untuk melakukan asesmen dan memberikan bantuan darurat, terutama bagi warga yang mengalami kesulitan akibat banjir.

Penyebab dan Upaya Pencegahan banjir yang terjadi kali ini diduga dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi serta buruknya sistem drainase di beberapa titik. Selain itu, meningkatnya jumlah permukiman di daerah rawan banjir juga turut berkontribusi terhadap lambatnya penyerapan air hujan.
Para ahli lingkungan dan tokoh masyarakat mengimbau agar pemerintah dan warga dapat lebih aktif dalam menjaga kebersihan saluran air serta mempertimbangkan program penghijauan di daerah-daerah yang rawan banjir.
“Kami berharap ada upaya lebih serius dalam pengelolaan lingkungan dan sistem drainase agar kejadian seperti ini tidak terus berulang setiap musim hujan,” ungkap Rudi Hartono, seorang aktivis lingkungan di Probolinggo.
Hingga saat ini, cuaca di wilayah Probolinggo masih mendung, dengan kemungkinan hujan susulan yang berpotensi memperparah genangan air di daerah terdampak. Warga diminta untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari petugas untuk menghindari risiko yang lebih besar. (Abay)