
Probolinggo,cakramedianews.com- Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan kualitas ibadah para mu’allaf, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Probolinggo memberikan Pembinaan dan Pemantapan Akidah Menuju Islam Kaffah di Dusun Ngelosari Desa Sapikerep Kecamatan Sukapura, Rabu (14/5/2025).
Kegiatan yang berlangsung di Masjid Abdul Mu’in ini diikuti oleh 50 orang mu’allaf terdiri atas 15 laki-laki dan 35 perempuan. Mereka mendapat bimbingan langsung dari KH Mudlofir Irwani dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Probolinggo mengenai tata cara ibadah sesuai syariat, mulai dari wudhu hingga sholat lengkap dengan bacaan dan gerakan yang benar.
Selain pembinaan spiritual, para peserta juga diberikan bantuan sarana ibadah. Untuk peserta laki-laki diberikan sarung, sajadah dan buku tuntunan ibadah. Sedangkan untuk perempuan diberikan mukena, sajadah dan buku yang sama. Semua peserta juga menerima bantuan uang transport.
Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Baznas Kabupaten Probolinggo H. Ahmad Muzammil bersama seluruh Komisioner Baznas Kabupaten Probolinggo, Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Probolinggo Hj. Nurayati serta pengurus PAC Muslimat NU Kecamatan Sukapura.
Ketua Baznas Kabupaten Probolinggo H. Ahmad Muzammil mengatakan kegiatan ini adalah bagian dari program Probolinggo Taqwa dan telah masuk dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Baznas.
“Mu’allaf adalah saudara kita yang baru masuk Islam. Jangan sampai mereka merasa sendirian atau kebingungan dalam menjalankan ajaran agama. Karena itu, kami hadir untuk mendampingi mereka dengan pendekatan yang intensif, bertahap dan berkelanjutan,” katanya.

Lebih lanjut Muzammil menjelaskan bahwa proses pembinaan dimulai dari pemahaman dasar. “Kami ingin memastikan bahwa dari hal paling dasar seperti wudhu dan niat sholat, mereka benar-benar memahami. Tidak sekedar hafal gerakan, tapi mengerti maknanya,” tambahnya.
Menurut Muzammil, proses pembinaan ini tidak bisa dilakukan sekali jadi. Perlunya kesinambungan bimbingan agar hasilnya nyata dan berdampak pada kualitas ibadah. “Kami ingin mereka tidak hanya tahu bagaimana cara beribadah, tapi juga memiliki sarana yang layak untuk melakukannya,” jelasnya.
Muzammil berharap bagaimana para mu’allaf ini ada perubahan dalam hal beribadah. Dari awalnya tidak paham terkait tata cara wudhu, sholat dan bacaannya akhirnya paham dan tergugah semangat belajar.
“Endingnya didalam ibadah ada kesempurnaan sesuai dengan syariat. Kita lakukan dengan pelan tetapi pasti. Ibadah yang sempurna tidak didapat dalam sehari. Harapan kami, mereka bisa menjadi muslim yang kaffah,” pungkasnya. (Fabil)

