

Gending,cakramedianews.com- 15 Juli 2025 Pembukaan MATSAMA MTs dan MA Fatahillah berjalan dengan lancar dan penuh antusias. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa baru, serta turut dihadiri oleh Dewan Guru MTs dan MA Fatahillah, Pengurus LPA (Lembaga Perlindungan Anak) Kabupaten Probolinggo, dan tokoh-tokoh penting yang peduli terhadap masa depan generasi muda.
Farid, S.Ag selaku Ketua panitia membuka acara dengan sambutan hangat yang menekankan pentingnya peran semua pihak dalam membangun lingkungan yang mendidik dan melindungi anak-anak. “Kehadiran LPA tentu menjadi pengingat sekaligus penguat bahwa tugas pendidikan tidak hanya sebatas mengajarkan ilmu, tetapi juga membangun lingkungan yang melindungi, membina, dan memberdayakan anak-anak sebagai generasi masa depan bangsa,” ujarnya.
Kegiatan kemudian diisi dengan penyampaian materi dari kementerian agama (KUA Gending) Ustad Mahin Munawwir yang mengangkat tema Pencegahan Pernikahan Dini. Ia menyoroti dampak negatif pernikahan usia anak, seperti ketidaksiapan mental, ekonomi, hingga meningkatnya risiko kekerasan dalam rumah tangga. Beliau mengajak seluruh elemen untuk memberikan pemahaman dan pendampingan yang benar kepada anak-anak, agar tidak terjebak dalam keputusan yang dapat merusak masa depan mereka.

Sambutan juga disampaikan oleh pengasuh Pondok Pesantren Fatahillah, Nyai Hj. Dewi Wardah, yang memberikan nasihat pentingnya menjaga akhlak, serta menegakkan nilai-nilai syariat Islam dalam lingkup keluarga maupun masyarakat. Beliau menekankan bahwa akhlak mulia adalah pondasi utama keberhasilan hidup seorang anak di masa mendatang.
Pada sesi berikutnya Sugeng Raharjo dari LPA Kabupaten Probolinggo menyampaikan pemaparan yang mendalam tentang Perlindungan Anak dan Pencegahan Perundungan (Bullying). Dalam paparannya, beliau menjelaskan bahwa LPA memiliki visi sebagai wahana dalam rangka melindungi, menegakkan, dan memenuhi hak-hak anak.
“Misi kami adalah mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang mampu melindungi anak-anak, baik dari kekerasan fisik, psikis, eksploitasi, hingga diskriminasi,” tegasnya
Ia juga menyoroti pentingnya pencegahan perundungan di lingkungan madrasah dan pesantren. Menurutnya, bullying tidak hanya menyakiti secara fisik, tetapi juga berdampak besar pada kesehatan mental dan perkembangan emosional anak. Oleh karena itu, peran guru, orang tua, dan teman sebaya sangat penting dalam menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman, dan penuh kasih.
Sugeng mendorong semua pihak untuk lebih peka dan responsif terhadap tanda-tanda perundungan di lingkungan sekitar. “Jangan anggap remeh ejekan, intimidasi, atau perlakuan tidak adil. Kita harus menciptakan budaya saling menghormati dan menghargai perbedaan,” ujarnya.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para siswa baru tidak hanya mengenal lingkungan madrasah, tetapi juga memiliki kesadaran dini terhadap pentingnya akhlak, disiplin, semangat belajar, serta perlindungan terhadap sesama.
Sementara sekertaris LPA Kab Probolinggo Muslimin menjelaskan bahwa lembaganya akan terus mengawal terpenuhinya hak-hak anak : Hak Hidup, Hak Tumbuh Kembang, Hak Perlindungan dan Hak Partisipasi, dan berharap para orang tua peduli tentang hak-hak anak mereka, menjaga keluarga masing-masing dari perbuatan dampak perundungan/bullying, masyarakat bisa melakukan konsultasi dan melaporkan tindakan perundungan baik secara verbal maupun non verbal ataupun fisik yang berlebihan pada LPA Kab Probolinggo, pungkasnya.(Tim).

