
Probolinggo,cakramedianews.com-
Wakil Wali (Wawali) Kota Probolinggo Ina Dwi Lestari menghadiri giat yang digagas PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali melalui UTD PLN Probolinggo, dalam rangka menunjukkan komitmennya dalam pemberdayaan masyarakat di Aula Kelurahan Kanigaran ,Senin 22/09/2025
Melalui program Srikandi Movement dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PLN menyalurkan dukungan sarana dan prasarana usaha pada kelompok usaha Difabel Kanigaran Berkarya, Berdaya (Difakara). Bantuan senilai total 50 juta rupiah berupa peralatan produksi itu, diharapkan dapat mendorong peningkatan kapasitas usaha kripik tempe dan kentang yang saat ini menjadi produk andalan kelompok disabilitas setempat.
Sefri R Budiarti selaku Ketua KDK Kanigaran, pada kesempatan itu menyampaikan rasa syukur atas bantuan tersebut. “Bantuan ini bukan sekadar dukungan sarana, tetapi juga bentuk kepedulian yang sangat berarti untuk meningkatkan semangat, produktivitas, dan kemandirian kami,” ungkapnya.
Saat ini, lanjutnya, Difakara memproduksi kripik tempe dan kripik kentang, namun ke depan mereka menargetkan pengembangan ke produk minuman, kerajinan, jasa kreatif, dan konveksi.
Bantuan mesin produksi yang diberikan PLN sudah langsung dimanfaatkan untuk memenuhi pesanan besar, termasuk 800 pak kripik tempe yang dipesan Wawali Kota Ina Dwi Lestari, beberapa waktu lalu.
Sementara, Wakil Wali Kota Ina Dwi Lestari pun mengapresiasi langkah PLN terhadap kemandirian kelompok disabilitas. “Program ini sejalan dengan upaya Pemerintah Kota Probolinggo untuk mewujudkan Kota Inklusif. Bantuan modal ini semoga bermanfaat, meningkatkan kreativitas, dan mendorong usaha kelompok Difakara agar semakin maju dan dikenal luas,” tutur Ina.
Ina juga mendorong Difakara untuk terus berinovasi, tidak hanya memproduksi kripik, tetapi juga mengembangkan berbagai produk yang dapat menembus pasar lintas daerah.
Sementara itu, Manager UPT PLN Probolinggo Budi Santoso, mengungkapkan rasa bangganya bisa turut mendukung kelompok difabel. “Kelompok difabel memiliki semangat luar biasa untuk terus berkarya dan memberi kontribusi bagi lingkungannya. Melalui program TJSL, PLN ingin hadir bukan hanya menghadirkan terang melalui listrik, tetapi juga membawa ‘terang’ berupa dukungan nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Budi juga mengingatkan pentingnya menjaga keselamatan instalasi listrik, termasuk mencegah bahaya pohon yang menyentuh jaringan dan permainan layang-layang di sekitar jalur transmisi, demi kelancaran pasokan listrik yang menjadi urat nadi kehidupan dan kegiatan ekonomi.
Melalui program PLN Peduli dan Srikandi Movement, PLN membuktikan peran aktifnya tidak hanya dalam penyediaan listrik, tetapi juga dalam mendukung kemandirian ekonomi masyarakat, khususnya kelompok difabel. Diharapkan, kolaborasi antara pemerintah, PLN, dan masyarakat ini menjadi langkah berkelanjutan untuk membangun Kota Probolinggo yang lebih inklusif, kreatif, dan berdaya saing.(Tika)

