

Probolinggo,cakramedianews.com-
Dalam rangka merealisasikan program 100 hari kerja, Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin berkantor langsung di Kecamatan Kademangan untuk memantau pelayanan publik serta berdialog dengan masyarakat dan jajaran kecamatan guna mengevaluasi dan mempercepat program prioritas pembangunan daerah, Senin (19/5) siang.
Ia menyampaikan kegiatan ini merupakan bagian dari strategi jemput bola untuk memastikan bahwa program-program prioritas dan program nasional seperti Koperasi Merah Putih, Sekolah Rakyat dan Makanan Bergizi Gratis (MBG), yang telah dicanangkan sejak awal masa jabatan dapat berjalan secara optimal hingga ke tingkat wilayah.
“Di 100 hari kerja ini, saya banyak mengumpulkan data-data. Terutama yang terkait dengan janji politik, program nasional dan RPJMD yang akan kita capai di 5 tahun ke depan. Segala permasalahan dan aspirasi yang masuk, akan kita temukan solusi dan diimplementasikan selama 5 tahun mendatang,” ujarnya.
Wali Kota dr. Aminuddin berdialog langsung dengan camat, lurah, tokoh masyarakat, LPM, dan RT/RW. Diskusi mencakup isu strategis yang masuk dalam program 100 hari kerja Wali Kota Probolinggo. Diantaranya, program 100 destinasi wisata baru dan 100 event, yang mencerminkan ciri khas atau potensi dari masing-masing kecamatan atau kelurahan. Kemudian program Probolinggo Bersolek, yang difokuskan pada pengelolaan sampah di Kota Probolinggo. Ia berharap dengan program 1 RW 1 tossa sampah, tidak ada lagi sampah yang menumpuk. Dengan catatan, semua RW nantinya harus memiliki bank sampah yang ditargetkan terealisasi hingga Juli 2026 mendatang.
“Tossa ini akan diberikan bagi RW yang siap dengan bank sampah. Karena target kami hingga Juli 2026 semua RW sudah memiliki bank sampah. Saya berharap program ini berkelanjutan. Sehingga tidak ada lagi sampah yang menumpuk. Dan masyarakat bisa mengambil manfaat dari pengelolaan sampah dan tossa sampah ini,” kata wali kota.
Wali Kota yang juga berprofesi dokter ini menambahkan bahwa pihaknya menggandeng BRI dan PT Pegadaian guna mendukung program Probolinggo Bersolek. Karena nantinya hasil dari pengelolaan sampah melalui bank sampah ini bisa diuangkan dan dikonversi menjadi emas. Ia meyakini dengan melibatkan CSR dari stakeholder sangat mendukung keberlanjutan dari program ini.
Tidak hanya itu, Wali Kota dr. Aminuddin membeberkan program-program lainnya, termasuk pencegahan penyakit endemik yaitu demam berdarah. Ia mengapresiasi kekompakan masyarakat dalam mencegah demam berdarah dengan menanam bunga Lavender, baik di lingkungan sekitar rumah dan di rumah masing-masing. Kemudian program Kartu Amanah yang dapat digunakan untuk semua program bantuan masyarakat Kota Probolinggo.
“Dengan bantuan LPM, Ketua RT dan RW untuk menganalisa warganya yang membutuhkan bantuan. Insyaallah 3 minggu lagi akan kita luncurkan Kartu Amanah ini. Program-program ini ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat Kota Probolinggo,” ungkapnya.
Sementara itu, Indah Winarti Ketua Bank Sampah Toyo Arum sekaligus fasilitator kelompok disabilitas Kelurahan Kademangan menceritakan dirinya yang juga berinisiatif membentuk Bank Sampah untuk kelompok disabilitas bernama Pedis Diluk Odik Pole, singkatan dari penyandang disabilitas peduli lingkungan. Tujuannya adalah untuk memberdayakan kelompok disabilitas, mengurangi pinjaman online (pinjol) dan meningkatkan kesejahteraan dari para disabilitas melalui tabungan emas.
Sistem pengambilan sampah di Bank Sampah Pedis Diluk Odik Pole, lanjutnya, berbeda dengan Bank Sampah Toyo Arum. Di Bank Sampah Pedis Diluk Odik Pole, Indah akan melakukan pengambilan sampah dengan menjemput ke rumah-rumah. “Di KDK (kelompok disabilitas kelurahan) sistemnya berbeda, dengan penjemputan ke rumah-rumah. Kendalanya di tossa karena tossa milik kelurahan rusak. Jadi kalau kita tidak kesulitan di akomodasi insyaallah akan lancar, sehingga kami berharap tossa ini bisa diprioritaskan untuk bank sampah Pedis Diluk Odik Pole,” harapnya.(Fabil)

